Staf Guru

descriptions.

Siswa Dasar

descriptions.

Siswa Berprestasi

descriptions.

Kegiatan Siswa

descriptions.

Tuesday, 17 June 2014

Peta, Atlas, dan Globe



A.  Peta

1. Pengertian Peta
Peta adalah gambar bagian permukaan bumi pada bidang datar. Pada peta bukan
saja wilayah daerahmu yang dapat diketahui, tetapi wilayah negara


Indonesia pun bisa diketahui secara mendetail.


Bahkan, peta dunia
tempat hidup semua suku bangsa dengan aneka ragam budaya dan
bahasa pun bisa diketahui secara mendetail pula.
2. Syarat Peta
Ada beberapa hal pada peta yang harus terpenuhi, antara lain: judul, skala, arah
mata angin, keterangan atau legenda, dan garis lintang serta garis bujur.
a. Judul
Judul pada peta menunjukkan wilayah, daerah, negara mana yang
terdapat dalam gambar tersebut, ditulis harus jelas dan sesuai antara
judul serta gambaran wilayahnya.
b. Skala
Ada dua macam bentuk skala, yaitu:
1) Skala berbentuk angka atau pecahan yang ditulis mendatar,
misalnya 1:1.000.000 menunjukkan 1 cm di peta sama dengan
1.000.000 cm di lapangan. Artinya, jarak antara dua titik pada
peta sama dengan satu per sejuta dari jarak kenampakan di
lapangan. Makin besar angka pembagi atau penyebut pecahan
itu, berarti makin kecil skala peta.
2) Skala dinyatakan juga dengan garis, misalnya:
Artinya, jarak 0-10 atau 12-20 pada peta sama dengan jarak 10
km di lapangan. Makin panjang potongan garis itu, makin besar
skala peta tersebut.
c. Arah Mata Angin/Orientasi
Arah yang ditunjukkan dengan gambar panah lazimnya arah utara
yang digambarkan dengan panah ditambah huruf (U) di ujungnya. Yang
lazim pula arah utara adalah arah atas di peta. Ada juga peta yang arah
utaranya tidak tepat di atas.
d. Keterangan atau Legenda
Pada legenda terdapat keterangan mengenai bagian-bagian yang
dilukiskan pada peta. Macam-macam warna menunjukkan kedalaman
laut dan ketinggian darat dari permukaan laut. Macam-macam garis
digunakan untuk membedakan jalan raya, jalan kereta api, dan batas
wilayah (negara, provinsi, kabupaten, dan sebagainya). Simbol-simbol
digunakan untuk menunjukkan ibukota, kota besar, kampung, gunung,
daerah hutan, permukiman, pesawahan, dan sebagainya. Legenda
dibuat sesuai dengan keperluan.
e. Garis Lintang dan Garis Bujur
Garis lintang pada peta dimulai dari garis khatulistiwa yang diberi
tanda 0°. Garis khatulistiwa memisahkan belahan bumi utara dengan
belahan bumi selatan. Garis-garis lintang yang lain sejajar dengan
khatulistiwa. Oleh karena itu, garis itu dinamakan juga garis paralel
(sejajar). Garis lintang di belahan utara dinamakan Lintang Utara (LU),
dari 1° LU - 90° LU (kutub utara = KU). Di belahan selatan dinamakan
Lintang Selatan (LS), dari 1° LS - 90° LS (kutub selatan = KS).
Garis bujur (meridian) pada peta berbentuk garis lurus atau
lengkung dari utara ke selatan. Garis bujur yang melalui Kota Greenwich
dekat London ditetapkan sebagai garis bujur 0°. Di sebelah timur garis
0° adalah Bujur Timur dan di sebelah baratnya adalah Bujur Barat,
kedua garis bujur itu sampai 180°.

3. Jenis Peta
Bedasarkan skala peta dapat dibedakan atas:
a. Peta skala besar, skala di atas 1 : 250.000
b. Peta skala sedang, skala 1 : 250.00 - 1 : 500.000 dan
c. Peta skala kecil, skala di bawah 1 : 500.000.
Selain itu, ada juga peta dengan skala lebih besar dari 1:500.000,
yaitu peta kadaster. Peta berskala besar digunakan untuk menggambarkan
lahan perumahan atau peta topografi. Peta lain yang
berskala lebih kecil dari 1:1.000.000, yaitu peta geografi yang sering
ditemukan di dalam atlas.
Berdasarkan isi peta, peta dapat dibedakan menjadi:
a. Peta umum, yaitu peta yang berisi berbagai kenampakan secara
umum. Misalnya, peta dunia atau peta Indonesia yang melukiskan
permukaan bumi secara umum.

b. Peta khusus, yaitu peta yang menggambarkan sekelompok
kenampakan tertentu. Contohnya, peta politik (batas negara,
provinsi), peta persebaran barang tambang (berisi simbol
bermacam-macam barang tambang), dan peta pariwisata (berisi
kota-kota wisata serta jalan-jalan menuju ke kota tersebut).


c. Peta teknis, peta ini umumnya digunakan sebagai pedoman dalam
melaksanakan kegiatan tertentu. Peta ini berskala besar dengan
ukuran yang lebih besar dibandingkan dengan peta lain, biasanya
peta jenis ini ada hubungan dengan pembangunan jembatan,
jalan raya, pembangunan gedung atau perumahan/bidang
perumahan.

4. Manfaat Peta
Aryono Prihandito dalam bukunya Kartografi, membedakan fungsi
peta menjadi empat, yaitu:
a) Menunjukkan posisi atau lokasi relatif. Peta berfungsi untuk
menunjukkan letak suatu tempat berdasarkan titik acuan tertentu
di muka bumi.
b) Menunjukkan jarak antarkota atau luas daerah di muka bumi.
c) Memperlihatkan bentuk atau dimensi kenampakan tertentu,
seperti aliran sungai dan gunung dapat terlihat di dalam peta.
d) Mengumpulkan dan menyeleksi data-data dari suatu daerah dan
menyajikannya di dalam peta. Dalam penyajiannya, simbol-simbol
digunakan sebagai wakil dari data-data tersebut. Dalam hal ini,
Kartografer dapat menganggap simbol tersebut dimengerti oleh
pemakai peta.

5. Cara Memperbesar dan Memperkecil Peta
Dalam penggunaannya, peta dapat diperbesar atau diperkecil
berdasarkan keperluan penggunanya. Memperbesar atau memperkecil
sebuah peta dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:
a. Cara Fotografis
Cara ini dilakukan dengan mengubah skalanya dengan mengubah
fokus kamera yang digunakan.
b. Cara Mengubah Skalanya
Contoh, apabila peta diperbesar N kali, maka skala pada peta
yang baru berubah menjadi 1 dibanding skala peta asli dibagi bilangan
N. Misalnya, apabila skala pada peta asli 1:1.000.000 kemudian
diperbesar 2 kali, maka skala pada peta yang baru akan berubah menjadi
1:1.000.000 : 2 = 1:100.500.


B. Atlas
1. Pengertian Atlas
Atlas adalah kumpulan peta yang dibuat dalam bentuk buku.
Atlas yang baik mudah dimengerti dan tidak membingungkan bagi
pengguna. Agar atlas menjadi baik paling tidak memuat komponen-komponen
berikut ini.
a. Judul Atlas
Judul atlas diletakkan di halaman sampul dan harus berhubungan
dengan isi atlas. Sebagai contoh, atlas Indonesia karena judulnya „Atlas
Indonesi, maka atlas tersebut antara lain memuat peta provinsiprovinsi
di Indonesia.
b. Tahun Pembuatan Atlas
Tahun pembuatan atlas yang berbeda akan menyajikan informasi
yang berbeda pula, terutama yang berhubungan dengan data yang
sifatnya dinamis. Tahun pembuatan atlas biasanya ditulis setelah nama
penerbit, misalnya Atlas Nusantara, diterbitkan oleh PT XYZ, 2000.
c. Daftar Isi
Daftar isi menunjukkan judul-judul peta dan halamannya yang
ada dalam atlas. Daftar isi memudahkan pengguna dalam mencari
peta yang dibutuhkan.
d. Legenda (Kumpulan Simbol Peta)
Legenda digunakan untuk menunjukkan arti simbol yang
digunakan pada peta. Legenda biasanya diletakkan di halaman awal
sebelum peta-peta pokok.
e. Indeks
Indeks berguna untuk memudahkan dalam mencari letak sebuah
kota, gunung, pulau, sungai atau unsur-unsur geografi yang lain. Unsurunsur
geografi tersebut disusun dalam kelompok-kelompok tertentu,
misalnya ada kelompok kota, kelompok gunung, kelompok pulau, kelompok
danau, dan kelompok laut. Akan tetapi, ada pula penulisan nama-nama
unsur geografi tersebut diurutkan sesuai dengan abjadnya.
2. Jenis Atlas
Jenis atlas bergantung dari isi atlas, yaitu isi dari segi peta yang
ditampilkan. Berdasarkan jenisnya, atlas dibagi menjadi tiga, yaitu atlas
umum, khusus, dan semesta.
a. Atlas Umum
Atlas jenis ini memberikan informasi secara umum tentang objek
geografi di permukaan bumi. Termasuk dalam jenis atlas umum, yaitu:
1) Atlas dunia, memaparkan keadaan benua-benua di seluruh dunia.
2) Atlas nasional, memaparkan keadaan suatu negara.
b. Atlas Khusus
Atlas jenis ini memberikan satu jenis informasi saja sesuai dengan
judulnya. Contoh atlas jenis khusus, yaitu:
1) Atlas sejarah, memaparkan peristiwa-peristiwa sejarah.
2) Atlas geologi, memaparkan keadaan geologi atau batuan.
c. Atlas Semesta
Atlas jenis ini memaparkan keadaan semesta, antara lain:
berhubungan dengan tata surya, galaksi, perbintangan, dan peredaran
benda angkasa.
3. Penggunaan Atlas
Atlas dapat digunakan untuk keperluan, antara lain:
a. Mencari letak suatu objek geografi, misalnya: negara, provinsi,
dan kota.
b. Mencari informasi tentang keadaan sosial dan ekonomi suatu
daerah atau negara. Misalnya, yang berhubungan dengan hasil
bumi dan kepadatan penduduk.
c. Mencari informasi tentang keadaan budaya, misalnya yang
berhubungan dengan pendidikan dan persebaran benda sejarah.





C. Globe
Bumi yang begitu besarnya bisa dibuatkan tiruannya oleh manusia.
Sekarang, apa tiruan bumi itu?
1. Pengertian Globe
Globe, artinya tiruan bola bumi yang diperkecil supaya dapat
menggambarkan bentuk bumi yang sebenarnya. Seperti pada peta dan
atlas, garis bujur dan lintang pun terdapat di dalam globe, juga terdapat
garis ekuator dan garis khatulistiwa yang membagi bola bumi menjadi
dua bagian, yaitu utara dan selatan.
2. Cara Penempatan Globe
Agar kita mendapatkan informasi yang sebenarnya dari globe,
maka pemasangan globe yang benar adalah dengan cara diletakkan
miring membentuk sudut sebesar 66 —° terhadap bidang ekliptika
dan bidang ekuator langit membentuk sudut 23 —°. Pemasangan yang
demikian itu menunjukkan posisi sumbu bumi yang sebenarnya.
3. Kegunaan Globe
Seperti halnya peta dan atlas, globe pun memiliki beberapa fungsi
dan kegunaan, di antaranya adalah:
a) Menggambarkan atau memproyeksikan bentuk bumi yang
sebenarnya dan dapat memperlihatkan permukaannya secara
utuh.
b) Dapat dengan mudah memperagakan terjadinya siang dan malam
dengan bantuan sinar dari senter.
c) Dapat dengan mudah memperagakan terjadinya rotasi bumi.
d) Membandingkan perbedaan daerah waktu di bumi dengan
pertolongan garis bujur.
e) Menunjukkan sistem pembagian garis lintang dan garis bujur serta
besarnya lingkaran garis lintang.
f) Menggambarkan dengan mudah kedudukan bumi dalam
hubungannya dengan matahari dan bulan.
4. Mencari Informasi Geografi dari Globe
Tujuan mencari informasi geografi dari globe, yaitu:
a) untuk menunjukkan lokasi dan tempat yang telah diketahui melalui
garis lintang dan garis bujur;
b) untuk mengetahui perbedaan iklim suatu daerah melalui garis
lintang;
c) untuk mengetahui perbedaan waktu suatu daerah melalui garis
bujur; dan
d) untuk mengetahi gambaran mengenai terbit dan tenggelamnya
matahari.






















D. Peta Tematik

1. Pengertian Peta Tematik
peta tematik adalah peta yang memuat tema khusus untuk kepentingan tertentu.
peta persebaran penduduk, peta jenis tanah, peta persebaran barang
tambang dan mineral, peta persebaran curah hujan, peta daerah hutan,
dan lain-lain.
2. Unsur-Unsur Peta Tematik
Pada dasarnya, unsur-unsur yang terdapat di dalam
peta umum hampir sama dengan komponen unsur-unsur yang terdapat
di dalam peta tematik, yaitu judul, skala, tanda orientasi, gambar tepi,
nama pembuat, data, legenda, dan inset. Dalam peta tematik, tidak
semua komponen tersebut akan dibahas karena pada dasarnya telah
dibahas pada bab peta.
1) Skala
Secara khusus, skala adalah perbandingan antara jarak di peta dengan jarak yang sebenarnyapa da bentang alam. Adapun fungsi skala pada peta, terutama pada
peta tematik, yaitu untuk mempermudah dalam memperkirakan atau
mengetahui ukuran yang sebenarnya dari suatu objek yang sedang
digambar.
2) Simbol-simbol umum yang terdapat pada peta tematik (khusus)
Simbol adalah ciri pada peta yang berfungsi untuk menginformasikan
keadaan alam dan letaknya pada peta. Ada beberapa
simbol umum yang ada pada peta tematik, yaitu:
a) Jalan
Pada peta, biasanya jalan selalu digambarkan dalam bentuk garis
lurus, baik satu garis maupun dua garis.
b) Sungai
Kenampakan simbol sungai pada peta tematik pada hakikatnya
sama dengan peta rupa bumi, begitu juga dalam hal pewarnaannya.
c) Batas administratif
Berbeda dengan simbol jalan dan sungai yang konkret, kalau batas
administratif sifatnya abstrak. Biasanya pada peta digunakan warna
merah, sedangkan pada peta tematik warnanya bebas.
d) Penggunaan lahan
Simbol penggunaan lahan pada peta umum dengan peta tematik
jauh berbeda. Pada peta umum simbolnya sudah baku, yaitu bersifat
abstrak dan gambar. Sedangkan, pada peta tematik harus disederhanakan
menggunakan simbol-simbol tertentu yang sangat sederhana,
misalnya cukup dengan warna yang berbeda saja atau dengan arsiran
saja.
Di dalam membuat cara pembuatan peta tematik dapat dilakukan
dengan tiga tahapan, yaitu:
a) Dengan cara pengumpulan data topografi. Misalnya: jarak, tinggi
tempat, dan data tentang tematik. Data-data tersebut dapat
diperoleh dari beberapa cabang ilmu pengetahuan, seperti:
topografi, geologi, dan kehutanan.
b) Pengolahan data. Data yang terkumpul di lapangan dapat dianalisis
dengan komputer, kemudian hasilnya disimpan. Hasil tersebut
sebaiknya dicocokkan kembali dengan keadaan di lapangan.
c) Penyajian kembali data dalam bentuk grafis dikoreksi dengan benar
dan dicek.Suatu peta tematik yang ideal harus memenuhi syarat-syarat
sebagai berikut:
a) Harus conform, artinya bentuk-bentuk daerah yang digambar
pada peta harus sesuai dengan bentuk daerah sesungguhnya di
lapangan.
b) Harus equidistant, artinya jarak daerah
c) Harus equivalent, artinya luas daerah pada peta harus sesuai
dengan luas yang sebenarnya.
d) Harus mudah dipahami agar pembaca tidak bingung.
e) Penyajian informasi pada peta harus lengkap, teliti, dan
sistematis.